RESENSI NOVEL
Judul : 3600 Detik
Pengarang : Charon
Tahun terbit : 2008

Jumlah Hal :208 halaman
Kategori : Fiksi, Novel, Romantic, Teen
Ukuran : 13,5 cm x 20 cm
Harga : Rp 39.000
ISBN : 978-979-22-3728-3
Sinopsis

Sandra menyapa pemain itu yang ternyata benama Leon. Penampilan Leon
sangat rapih, baju dimasukkan, dan rambut dipotong di atas kerah. Sangat
kontras dengan Sandra yang berantakan. Sandra adalah putri dari
pasangan yang tidak harmonis, ayahnya menceraikan ibunya dan pindah ke
luar negeri. Sedangkan ibunya sangat sibuk dengan pekerjaannya sebagai
direktur di sebuah perusahann. Hal itu membuat Sandra menjadi anak yang
nakal. Ia pergi ke diskotik setiap malam, membolos sekolah, dan
menghamburkan-menghamburkan uang.
Sekolah ini adalah sekolah Sandra yang kesepuluh, dari
sekolah-sekolah yang sebelumnya, tidak ada yang bisa menampung Sandra
lebih dari sepuluh hari. Ada saja keonaran yang dibuat Sandra. Guru-guru
pun kewalahan mengahadapi Sandra. Karena hotelnya membuka cabang baru,
Ibu Sandra pun memutuskan untuk pindah keluar kota dan menyekolahkan
Sandra di kota tersebut.
Sepulang sekolah, Sandra pergi ke mall untuk jalan-jalan. Ia memasuki
sebuah toko kaset , saat sedang melihat-melihat, Sandra tertarik pada
sebuah ide untuk membawa CD tersebut keluar tanpa dibayar terlebih
dahulu. Sandra pun dengan tenangnya membawa CD tersebut keluar. Saat di
pintu keluar, Sandra dicegat oleh seorang satpam, tapi ketika rencana
mulai berjalan lancar, ada seorang menepuk pundak Sandra, Sandra menegok
dan ternyata itu Leon. Leon memberitahu satpam itu bahwa Sandra adalah
temannya dan Leon meminta Sandra untuk membayar CD tersebut, tetapi
mungkin Sandra kelupaan. Satpan itupun langsung percaya pada Leon, tentu
saja hal itu membuat Sandra marah besar.
Suatu hari Sandra datang terlambat. Dia meloncati pagar sekolah. Saat
sedang berjalan-jalan keliling sekolah, Sandra melihat Leon duduk di
taman sekolah sedang memperhatikan teman-temannya yang sedang olahraga
di lapangan. Awalnya Sandra mengira bahwa Leon membolos. Tetapi ketika
dia bertanya, ternyata leon bukannya tidak mau mengikuti pelajaran
olahraga, tetapi ia memang tidak bisa mengikutinya. Leon memiliki
penyakit jantung.
*****
Keesokan harinya, Sandra menemukan Leon di ruang musik. Sandra
menyapa Leon, ia tidak tahu mengapa dia berani disini, tetapi suara
musik Leon anehnya telah membuat hatinya tenang dan nyaman. Bukan reaksi
yang ia harapkan sebelumnya.
Leon menatap Sandra, dia bertanya kenapa ketika Sandra mencuri kemarin, Sandra memilih CD The Sound of Music. Ternyata salah satu lagu di CD itu adalah lagu kesukaannya, yaitu Do-Re-Mi. Sandra menyukai lagu itu karena dulu Ayah Sandra sering memainkan lagu tersebut untuknya.
Leon pun segera memainkan lagu itu dengan pianonya. Lama-kelamaan
kenangan lama muncul di benak Sandra. Sandra pun duduk disamping Leon.
Kenangan bahagia dan juga kenangan pahit ketika Ayahnya meninggalkannya.
Semua itu membuat Sandra ingin menangis. Perasaan itu muncul kembali.
Sakit hati, marah, kecewa, dan sedih. Merasa tidak tahan lagi, Sandra
menghentikan permainan Leon dengan menekan tuts piano di depannya dengan
keras lalu pergi keluar meninggalkan Leon.
Leon terdiam tidak bergerak. Sesaat tadi Sandra sempat merasa tenang
disamping Leon, tetapi tiba-tiba sesuatu telah membuatnya gusar. Pertama
kali Sandra muncul di ruang musik ini, Leon merasakan energi kehidupan
terpancar dari gadis itu. Leon teringat pada saat pertama kali ia
bertemu dengan Sandra dan kejadian-kejadian yang telah dia alami bersama
Sandra. Sandra satu-satunya orang yang tidak memperlakukannya seperti
seseorang yang lemah.
*****
Keesokan harinya Leon mencari-cari Sandra di sekolah, tetapi kata
teman sekelas Sandra, Sandra bolos hari ini. Siang itu Leon hanya bisa
mengikuti pelajaran setengah hari karena harus melakukan pemeriksaan di
rumah sakit.
Di tengah perjalanan, Leon melihat Sandra memasuki tempat biliar.
Leon pun meminta sopirnya untuk menghentikannya mobilnya. Leon berjalan
menuju tempat biliar dan masuk ke dalamnya. Dilihatnya Sandra sedang
memainkan bola biliar di meja paling ujung. Ketika mengetahui kedatangan
Leon, Sandra langsung terkejut. Dibentaknya oleh Sandra. Tetapi Leon
tetap sabar dan terus mengintrogasi Sandra. Sandra pun tidak mau kalah,
ia terus mengejek dan membentak Leon. Karena teringat bahwa Leon harus
ke rumah sakit, akhirnya Leon pun menyudahi perang mulutnya dengan
Sandra dan beranjak pergi.
Keesokannya harinya, saat bel masuk berbunyi, Sandra dipanggil Pak
Donny untuk datang keruangannya pada saat istirahat. Ternyata Pak Donny
mengetahui bahwa kemarin Sandra membolos seharian untuk pergi bemain
biliar.
Sandra mengira bahwa Leon lah yang mengadukannya pada Pak Donny.
Sandra pun melabrak Leon sebelum pergi ke ruangan Pak Donny. Tetapi Leon
berkata bahwa ia melihat dengan mata kepalanya sendiri alau Sandra
kemarin bermain biliar. Tentu saja Sandra merasa bersalah. Saat pulang
sekolah, Sandra menghampiri Leon untuk mengakui kesalahannya. Sejak saat
itupun mereka menjadi sahabat baik.
*****
Seminggu kemudian Leon melihat Sandra sedang menulis sesuatu di taman
sekolah pagi-pagi sekali. Leon menyentuh pundak Sandra dengan
telunjuknya dan bertanya apa yang sedang ia lakukan. Ternyata Sandra
sedang menulis contekan untuk ulangan fisika nanti. Leon melarang Sandra
untuk menyontek. Tetapi Sandra tetap bersikeras untuk menyontek.
Akhirnya Leon menantang Sandra untuk taruhan. Sandrapun tertarik dengan
tantangan Leon. Akhirnya Leon memetik setangkai bunga melati yang berada
disamping Sandra. Leon akan memetik kelopak bunga tersebut
satu-persatu, jika hasilnya genap Sandra boleh menyontek tetapi jika
hasilnya ganjil Sandra tidak boleh menyontek lagi, tidak sekarang tidak
juga nanti. Sandra setuju. Akhirnya Leon mulai mencabuti kelopak bunga
tersebut sampai kelopak yang terakhir jatuh ke tanah. Ternyata Leon yang
menang. Leon langsung mengulurkan tangannya untuk meminta kertas
contekan yang sudah Sandra buat sejak pagi-pagi sekali. Sandra
menyerahkan kertas contekkannya sambil mengumpat kesal.
Saat istirahat Leon menghampiri Sandra yang sedang makan. Leon
meminta Sandra untuk mengikuti acara malam kesenian yang akan diadakan
sebulan lagi. Tentu saja Sandra menolak. Leonpun mengusulkan untuk
menggunakan bunga melati lagi, Sandra setuju tapi kali ini Sandra yang
mencabut kelopak bunganya. Memang keberuntungan sedang ada pada pihak
Leon karena Leon lagi yang menang.
Akhirnya Sandra memilih untuk ikut kelas drama, kelas ini akan
menampilkan drama Roro Jonggrang. Tapi sayangnya semua peran sudah
teisi. Tetapi Sandra tahu peran apa yang masih bisa diperankan olehnya.
*****
Malam kesenianpun tiba. Leon kebagian untuk bermain piano tepat
sebelum drama, jadi Leon masih bisa menonton drama yang dimainkan
Sandra. Semua berjalan lancar pada permainan piano Leon sampai akhirnya
dada Leon terasa sesak. Hal itu membuat semua orang panik, Leon segera
dilarikan ke rumah sakit tempat Leon biasa melakukan pemeriksaan. Ketika
Sandra ingin berlari untuk ikut mengantar Leon, ada sesuatu pada
tatapan Leon yang membuat Sandra tidak jadi mengejar. Leon ingin Sandra
menyelesaikan perannya. Akhirnya Sandra menurut. Ketika perannya
selesai, Sandra segera bergegas menuju rumah sakit tempat Leon dirawat.
Saat Sandra sampai disana, Leon sedang terbaring lemah di tempat
tidur sambil menonton TV. Ketika menyadari kedatangan Sandra, Leon
langsung bersemangat dan meminta Sandra untuk memainkan perannya daLam
drama tadi.
Awalnya Sandra sempat ragu, tetapi akhirnya ia menyerah. Sandra
menarik napas dalam-dalam. Menaruh kedua tangannya di dada, kemudian
diam selama satu menit.
Leonpun bingung dengan apa yang dilakukan Sandra. Ternyata peran yang
dimainkan Sandra adalah patung Roro Jonggrang di akhir drama. Leon
tergelak begitu mengetahuinya.
*****
Pagi itu seperti biasa Sandra terlambat, di sekolah dia langsung
berlari mencari Leon, ke khawatirannya pada Leon membuat Sandra tidak
tenang. Lalu Sandra mendapati Leon sedang berdiri di depan kelasnya.
Leon kemudian memberikan kotak kecil berbungkus kertas kado sebagai
hadiah ulang tahun Sandra, Sandra sangat terkejut, karena dia sendiri
lupa akan hari ulang tahunnya. Sandra terlihat senang karena masih ada
orang yang memperhatikannya.
Sandra berniat untuk mentraktir Leon saat pulang sekolah, tapi,
ketika hendak pergi, tiba-tiba Pak Donny menghampiri Sandra memberitahu
jika lbu Sandra masuk rumah sakit, Sandra terlihat khawatir walaupun dia
tidak dekat dengan lbunya.
Sesampainya di rumah sakit, Sandra menemani lbunya meski dalam keadaan kesal karena ulang tahunya rusak berkat lbunya. Tapi
Leon tetap sabar mencairkan suasana agar tidak kaku. Untuk lebih
mendekatkan hubungan antara Sandra dan Ibunya, Leon pamit dan
meninggalkan Sandra dengan lbunya. Dalam percakapan mereka berdua
walaupun awalnya sempat tegang tapi akhirnya Sandra sadar bahwa lbunya
sangat menyayanginya. Hubungan antara lbu dan anak itupun membaik.
Dua hari kemudian, Leon datang menghampiri Sandra untuk memberi
Sandra undangan pesta ulang tahunnya yang ke tujuh belas. Ternyata ulang
tahun mereka hanya berbeda dua hari.
Karena tidak tahu harus memakai baju apa ke pesta utang tahun Leon,
Sandrapun datang ke kantor lbunya untuk membantu Sandra membeli baju.
Tentu saja Ibunya sangat senang mendengar permintaan anaknya itu.
Dari butik satu ke butik lainnya dimasuki satu persatu oleh mereka,
tetapi tidak ada satupun baju yang cocok. Sampai akhirnya mata Sandra
tertuju pada sebuah gaun merah selutut tanpa lengan. lbu Sandra
menyadari apa yang dilihat oleh anaknya. Merekapun masuk ke butik
tersebut dan mencoba gaun merah yang ternyata sangat cocok dengan
Sandra.
Malamnya Sandra pergi ke rumah Leon dengan taksi. Ketika sampai,
Sandra disambut dengan senyuman lebar sahabatnya itu. Leon pun tidak
menyia-nyiakan kesempatan untuk mengenalkan Sandra pada Ayah dan Ibunya.
Awalnya orang tua Leon sempat kaget melihat penampilan Sandra. Akhirnya
mereka menyadari bahwa Sandra adalah perempuan yang ‘berbeda’.
Di dalam Sandra mengobrol panjang lebar dengan Leon, sampai ketika lagu favorit Leon diputar. Leon mengulurkan tangannya
dan mengajak Sandra untuk berdansa. Sandra menyambut uluran tangan
Leon. Mereka berjalan ke tengah ruangan. Leon memeluk pinggang Sandra
dan mereka mulai berdansa. Ketika baru beberapa langkah, Sandra
mengernyit kesakitan. Dia baru ingat kalau sepatu hak tingginya membuat
kakinya sakit. Leon menyuruh Sandra untuk membuka sepatunya, awainya
Sandra tidak mau, tetapi karena Leon juga membuka sepatunya, Sandrapun
juga membuka sepatu hak tingginya.
Setetahnya, Leon mengantar Sandra melihat-lihat rumahnya dan
menawarkan minuman. Ketika malam sudah semakin larut, Leon mengantar
Sandra pulang.
*****
Ujian semester tiba, Sandra melaluinya seperti biasa, soal-soal
banyak yang tidak bisa ia kerjakan, padahal dia sudah belajar
matimatian sampai begadang semalaman. Leonpun sampai menjadi guru
privat sementara Sandra.
Selesai ujian, Sandra keluar kelas dengan gontai lalu ia menghampiri
kelas Leon. Tetapi, teman sekelas Leon memberitahu Sandra bahwa Leon
masuk ruang ICU karena jantungnya sempat berhenti tadi pagi, untung ayah
Leon seorang dokter, jadi nyawa Leon masih bisa diselamatkan. Sandra
langsung bergegas untuk menjenguk Leon. Dan lima hari kemudian, Leon
sudah diperbolehkan pulang, para dokter pun heran karena Leon sembuh
begitu cepat.
Hari ini adalah hari pembagian rapot. Walupun nilai Sandra jauh dari
sempurna dibandingkan dengan nilai Leon yang mendekati sempurna, Sandra
cukup bangga dengan nilai yang didapatnya.
Saat sedang mengobrol di taman, Leon memberitahukan pada Sandra bahwa
dokter menyimpulkan, Leon harus menjalani opersai jantung. Tentu Sandra
sangat kaget, karena operasi jantung memiliki resiko kehilangan nyawa.
Awalnya Sandra tidak setuju, tetapi karena Sandra juga ingin terus
bersama Leon, Sandra menyetujuinya.
*****
Hari ini Sandra berada di rumah Leon untuk bersama-sama ke rumah
sakit. Leon akan dioperasi minggu depan. Sandra menunggu Leon di ruang
tamu. Ketika Leon sudah siap, mereka segera berangkat ke rumah sakit.
Setengah jam kemudian Leon menatap Sandra kebingungan. Mereka berhenti
di sebuah taman rekreasi. Ternyata Sandra dan Pak Budi sudah
merencanakan hal ini dari awal.
Sandra mangulurkan tangannya. Dia akan memberi kesempatan pada Leon
untuk merasakan kehidupan normal selama 3600 detik di taman rekreasi
ini. Leon menyambut uluran tangan gadis itu.
Ketika memasuki arena taman rekreasi, Leon melihat sekelilingnya
dengan senang. Dia tidak pernah ke taman rekreasi sebelumnya. Karena
setiap kali mau pergi, penyakitnya selalu kambuh. Dan akhirnya dia malah
beristirahat di rumah.
Tetapi ketika dilihatnya atraksi bermain di taman rekreasi itu, Leon
langsung mendesah, dia tidak mungkin main atraksi-atraksi yang ada di
sana. Melihat wajah Leon, Sandra langsung mengajak Leon untuk naik
komidi putar, awalnya Leon menolak karena yang naik kebanyakan anak
kecil, tetapi karena Sandra memaksa, akhirnya Leon naik juga bahkan
sampai dua kali. Disana mereka berfoto-foto, makan gulali, dan menaiki
beberapa permainan yang bisa Leon naiki.
Akhirnya merekapun pulang. Di dalam mobil mereka bercanda‑canda
sampai akhirnya dada Leon terasa sesak. Sandra pun panik. Melihat muka
Leon yang pucat, Sandra benar-benar ketakutan. Leon menggenggam tangan
Sandra, setelah itu ia tak sadarkan diri.
Sepuluh menit kemudian mereka sampai di rumah sakit dan Leon langsung
dibawa ke ruang operasi. Orangtua Leon sudah menunggu di sana. Sandra
termenung tidak bergerak di ruang tunggu.
Setelah satu jam, dokter keluar dari ruang tersebut.
Melihat ekspresinya, Sandra tahu bahwa Leon telah pergi. Mama Leon
menjerit sambil menangis, sementara Papa Leon memeluk istrinya dan tak
lama ikut menangis. Sandra tidak percaya bahwa Leon telah tiada. Satu
jam yang lalu mereka berdua masih tertawa gembira di taman rekreasi.
Kini Sandra tidak bisa mendengar tawa pemuda itu lagi. Selamanya.
the end
No comments:
Post a Comment